Malaikat Menurut Ajaran Kristen

Malaikat Pencabut Nyawa dalam Ajaran Hindu

Menurut kepercayaan umat Hindu, Yama (Sanskerta: ??; Yama) adalah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian. Tugasnya utamanya yaitu mengadili roh orang mati, dengan didampingi oleh asistennya yang disebut Citragupta, pencatat karma manusia. Karena keadilannya, ia disebut pula Dharmaraja.

Yama biasanya digambarkan sebagai seorang pria berkulit biru, memiliki wahana berupa seekor kerbau hitam raksasa. Ia bersenjata gada atau danda dan membawa jerat.

Yama juga dikatakan muncul dalam wujud berbeda saat menghampiri orang baik dan orang jahat menjelang kematiannya. Untuk orang jahat, Yama akan terlihat memiliki kaki yang sangat besar, dengan bibir tipis membara, mata sedalam ruang hampa, dan rambut yang terbakar api.

Untuk orang baik, dia dikatakan tampil sebagai sosok yang indah, mirip dalam bentuk Wisnu, dengan empat lengan dan mata menyenangkan. Dia memiliki dua anjing mengerikan bermata empat yang bertugas menjaga jalan yang dilewati roh orang mati menuju alam Yama.

Menurut kitab Purana, Yama adalah putra Surya atau dewa matahari dan Saranya putri Wiswakarma. Dia memiliki kakak bernama Waiwaswata Manu, dan saudara kembar perempuan bernama Yamuna. Selain itu, ia memiliki ibu tiri bernama Radnyi, Praba, dan Caya.

Yama memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat suci yang bernama Gokarna. Di sana ia memuja Siwa dengan cara bertapa selama ribuan tahun. Siwa berkenaan dengan tapa yang dilakukan Yama, lalu ia diangkat sebagai dewa kematian. Ia diberi hak untuk menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang melakukan dosa, dan memberikan berkah kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.

Malaikat Pencabut Nyawa di Islam

Malaikat pencabut nyawa dikenal dengan nama malaikat Izrail. Nama Izrail, menurut pakar tafsir Prof. Quraish Shihab, tidak diketahui secara jelas asal muasal namanya karena tidak ditemukan dalam Al-Quran maupun sunnah yang shahih. Namun, nama tersebut sudah lekat sekali diidentikkan dengan pencabut nyawa manusia.

Ada sebuah informasi tentang malaikat pencabut nyawa yang mungkin belum diketahui. Malaikat pencabut nyawa tidak hanya satu, melainkan berjumlah banyak. Tugas malaikat mencabut nyawa manusia disebutkan dalam Al-Quran surat As-Sajadah: 11.

? ???? ?????????????? ??????? ????????? ???????? ??????? ?????? ????? ????? ????????? ???????????? ?

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.”

Informasi tersebut disajikan dalam buku karya Prof. Quraish Shihab, “Malaikat dalam Al-Qur’an: Yang Halus & Yang Terlihat”.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa malaikat maut tidak hanya berjumlah satu, melainkan banyak. Adapun malaikat Izrail sendiri, disebut sebagai pemimpin dari sekian banyak malaikat pencabut nyawa.

Terdapat dua keterangan dalam Al-Quran yang menerangkan tentang jumlah malaikat pencabut nyawa (malakul maut):

????? ?????????????? ??????? ????????? ??????? ??????? ?????? ????? ?????? ????????? ???????????

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kalian, kemudian kepada Tuhan kalian, kalian akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah : 11)

Pada ayat ini, malaikat disebutkan dengan kata tunggal; malak (???????), yang menunjukkan bahwa jumlah malaikat pencabut nyawa hanya satu.

Artikel terkait: 10 Nama Malaikat Beserta Tugasnya yang Penting untuk Parents Ajarkan kepada Anak

Seperti dalam ayat berikut:

?????? ?????????? ?????? ??????????? ?????????? ?????????? ???????? ???????? ????? ?????? ?????????? ????????? ??????????? ????????? ?????? ??? ????????????

Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. (QS. Al-An’am : 61)

Dua keterangan tentang jumlah malaikat maut (pencabut nyawa) pada ayat-ayat di atas, alhamdulillah tidaklah bertentangan. Sebab, malaikat maut memang jumlahnya satu, tetapi ia memiliki banyak pasukan yang membantu tugasnya.

Agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha memiliki pengertian masing-masing terkait malaikat pencabut nyawa. Dalam ajaran Kristiani misalnya, tidak secara spesifik menyebut adanya malaikat dengan tugas mencabut nyawa manusia.

Pun dalam keyakinan agama Hindu telah mengenal istilah dewa kematian. Sedangkan dalam ajaran Buddha, diyakini bahwa segalanya akan lahir kembali di kehidupan yang lain setelah kematian.

Bagaimana juga, kematian memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang mutlak. Kematian menciptakan ritual agama, menjadi bagian dari budaya, dan bahkan memengaruhi persoalan yang hidup, misalnya hukum waris.

Agama-agama samawi secara khusus memiliki penjelasan dan aturan masing-masing tentang apa dan bagaimana kematian itu. Bahkan, dalam beberapa agama diyakini ada malaikat pencabut nyawa yang memiliki tugas khusus perihal kematian manusia.

Hampir setiap agama percaya adanya kehidupan sesudah mati, dan balasan-balasan atas hidup yang sudah dijalani. Oleh karena itu, kali ini kami akan informasikan tentang malaikat pencabut nyawa dalam agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha.

Penjelasan ini tentu saja bisa menjadi bahan ajaran untuk buah hati Parents di rumah.

Malaikat Pencabut Nyawa dalam Buddha

Dalam Agama Buddha, diyakini bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi manusia akan lahir kembali di kehidupan yang akan datang lagi setelah kematian. Ini yang membedakan Agama Buddha dengan agama yang lain.

Menurut ajaran Buddha, kematian terjadi dapat disebabkan oleh empat hal yaitu, habisnya kekuatan janaka kamma, habisnya masa kehidupan, habisnya janakkamma, dan habisnya masa kehidupan secara bersama-sama (ubhayakkhaya), dan munculnya kamma penghancur atau kamma pemotong yang kuat sehingga walaupun janaka kamma dan ayukkhaya belum habis, orang tersebut meninggal dengan cepat (upacchedaka kamma). Karenanya, tidak dikenal istilah malaikat pencabut nyawa dalam ajaran Buddha.

Perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan empat penyebab kematian tersebut berturut-turut adalah bagaikan pelita yang padam akibat habisnya sumbu, habisnya bahan bakar, habisnya sumbu serta bahan bakar, dan karena angin. Renungan akan kematian memberikan manfaat yang sangat besar kepada siapa pun, baik ketika masih hidup maupun ketika mendekati ajal.

Artikel terkait: 100 Nama Malaikat Sebagai Inspirasi Nama Buah Hati Anda

Seperti ini bentuk perenungan kematian diberikan oleh sang Buddha:

“Hidup di dunia ini tidak dapat diramalkan dan dipastikan. Hidup adalah sulit, singkat, dan penuh dengan penderitaan. Karena dilahirkan, orang harus mati. Inilah sifat dunia, dengan usia tua, ada kematian. Inilah sifat segala hal ketika buah telah masak, buah itu dapat jatuh dipagi hari.

Demikian pula, sesuatu yang lahir dapat mati pada saatnya. Bagaikan semua periuk yang dibuat oleh semua ahli tembikar akan berakhir dengan terpecahkan, begitu pula dengan kehidupan dari semua yang terlahirkan. Tidak muda ataupun tua, bodoh, maupun bijaksana akan terlepas dari perangkat kematian, semuanya menuju kepada kematian mereka menjalankan kedunia lain.”

Demikianlah informasi tentang malaikat pencabut nyawa dalam ajaran agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Semoga penjelasan ini memotivasi kita untuk menjalani hidup sebaik-baiknya.

Memiliki Kekuatan Supranatural, Ini Dia 14 Ciri Anak Kristal

15 Ciri-Ciri Anak Indigo, Apakah Si Kecil Juga Memilikinya?

Miris, Anak Terpaksa Bawa Jenazah Ayahnya di Atas Mobil karena Tak Ada Ambulans

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Hola, Ma! Di sini aku mau bahas 7 nama malaikat dan tugasnya menurut agama Kristen. Nama malaikat-malaikat agung ini patut diketahui dan diyakini lho terutama oleh penganut agama Kristen. Jadi buat yang ingin tahu langsung saja cuss baca thread ini yuk!

Berikut adalah 7 nama malaikat dan tugasnya menurut agama Kristen:

Malaikat atau Santo Gabriel adalah salah satu malaikat terpenting dalam Alkitab dan sendiri bertahta di tangan kiri Tuhan.

Santo Mikhael dikenal sebagai malaikat perang yang berperan untuk melawan iblis dan para pengikutnya.

Santo Rafael berarti Tuhan yang menyembuhkan dan berperan sebagai penjaga Sakramen Tobat.

Santo Uriel membawa pedang kebenaran bagi prajurit Kristus dan pedang menyala yang menjaga Taman Eden.

Santo Yehudiel berperan sebagai penolong di dalam Sakratul Maut dan Penjaga Sakramen Pengurapan Orang Sakit.

6. Malaikat Barachiel

Santo Barachiel memimpin sepasukan malaikat 496.000  dan juga sebagai malaikat petir.

Santo Sealtiel merupakan Malaikat Agung yang membawa sebagai lambang doa dan berperan sebagai penjaga misa kudus.

Dalam Kekristenan, malaikat adalah agen Allah, berdasarkan pada malaikat dalam Yudaisme.[1] Hierarki malaikat Kristen yang paling berpengaruh adalah yang dikemukakan oleh Pseudo-Dionysius Areopagite pada abad ke 4 atau ke 5 dalam bukunya De Coelesti Hierarchia (Dalam Hierarki Selestial).

Selama Abad Pertengahan, banyak skema diusulkan tentang hierarki, beberapa menggambar dan memperluas Pseudo-Dionysius, yang lain menyarankan klasifikasi yang sama sekali berbeda.

Menurut para teolog Kristen abad pertengahan, para malaikat diatur dalam beberapa ordo, atau "Paduan Suara Malaikat".[2][3]

Pseudo-Dionysius (Tentang Hirarki Surgawi) dan Thomas Aquinas (Summa Theologiae) mengambil bagian-bagian dari Perjanjian Baru, khususnya dalam Galatia 3:26-28, Matius 22:24-33, Efesus 1:21-23, dan Kolose 1:16, untuk mengembangkan skema tiga Hierarki, Spheres atau Triad malaikat, dengan masing-masing Hierarki berisi tiga Orde atau Paduan Suara. Meskipun kedua penulis menggunakan Kitab Perjanjian Baru, kanon Alkitab relatif diam pada subjek, dan hierarki ini dianggap kurang definitif daripada materi Alkitab.

Seperti yang disebutkan dalam doktrin teologis tentang persekutuan orang-orang kudus, di Firdaus ada visi yang sama dan unik tentang kebenaran dan kontemplasi Wajah Allah, tanpa ada perbedaan apa pun antara malaikat atau jiwa manusia. Teologia Summa menyatakan bahwa ada derajat yang berbeda dalam hal penciptaan, tentang kekuatan syafaat bagi Allah dan tentang kepercayaan langsung dalam kehidupan manusia.

Serafim (tunggal "Seraf") secara harfiah diterjemahkan "yang terbakar", kata seraf biasanya merupakan sinonim untuk ular ketika digunakan dalam Alkitab Ibrani.[4] Disebutkan dalam Yesaya 6:1-7, Serafim adalah kelas malaikat tertinggi dan mereka melayani sebagai penjaga takhta Allah dan terus menerus memuji: "Suci, suci, suci Ialah Tuhan semesta alam; seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya!" Menurut Yesaya 6: 1-8, Serafim digambarkan sebagai makhluk bersayap enam yang berapi-api; dengan dua sayap yang menutupi wajah mereka, dengan dua sayap lain yang menutupi kaki mereka, dan dua sayap terakhir yang mereka gunakan untuk terbang.

Kerubim memiliki empat wajah: satu dari seorang lelaki, seekor lembu, singa, dan seekor rajawali (yang kemudian diadopsi sebagai simbol dari keempat penginjil). Mereka memiliki empat buah sayap siam yang ditutup dengan mata (walaupun Wahyu 4: 8 tampak menggambarkan mereka dengan enam sayap seperti serafim), tubuh singa, dan kaki lembu. Kerubim menjaga jalan ke pohon kehidupan di Taman Eden (Kejadian 3:24) [5] dan tahta Allah (Yehezkiel 28: 14-16).[6]

Kerub disebutkan dalam Kejadian 3:24;[5] Keluaran 25:17–22; 2 Tawarikh 3:7–14; Yehezkiel 10:12–14,[7] 28:14–16;[6] 1 Raja-Raja 6: 23–28;[8]

Penggunaan bahasa modern telah mengaburkan perbedaan antara kerubim dan putti. Putti adalah makhluk seperti bayi/balita yang sering tanpa sayap (terkadang bersayap) yang secara tradisional digunakan dalam seni figuratif.

St Thomas Aquinas membayangkan Setan sebagai kerub yang jatuh.[9]

"Singgasana" atau "Takhta" (bahasa Yunani: thronoi, jmk: thronos), adalah kelas makhluk surgawi yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 1:16 (Perjanjian Baru). Mereka adalah simbol yang hidup dari keadilan dan otoritas Allah, dan memiliki "singgasana" sebagai salah satu simbol mereka.

Sudah lazim untuk menemukan bahwa Singgasana dikaitkan oleh beberapa, dengan Ophanim atau Erelim dari hierarki malaikat Yahudi. Namun ada sedikit bukti ada untuk mempertahankan gagasan ini. Ophanim (Ibrani: ofanim: Roda, dari penglihatan [[]] Daniel:7:9-TB) terlihat tidak biasa, bahkan dibandingkan dengan makhluk surgawi lainnya, ditambah mereka dikatakan "digerakkan oleh roh makhluk lain." Yang kemudian menimbulkan pertanyaan apakah Ophanim adalah makhluk spiritual atau apakah mereka murni makhluk material. Pelek mereka ditutupi dengan ratusan mata. Mereka lebih dekat berhubungan dengan Kerubim sebagai gantinya: "Ketika mereka bergerak, yang lain bergerak; ketika mereka berhenti, yang lain berhenti; dan ketika mereka bangkit dari bumi, roda-rodanya naik bersama mereka; karena semangat makhluk hidup [Kerubim] Berada di atas roda. " Yehezkiel 10:17.

Para teolog Kristen yang memasukkan Singgasana sebagai salah satu paduan suara tidak menggambarkan mereka sebagai roda, menggambarkan mereka sebagai pemuja lelaki tua yang mendengarkan kehendak Tuhan dan mempersembahkan doa-doa manusia. Empat dan Dua Puluh Penatua dalam Kitab Wahyu biasanya dianggap sebagai bagian dari kelompok malaikat ini.

"Kekuasaan" (Lat dominatio, plural dominationes; Efesus 1:21), juga diterjemahkan sebagai "Pemerintah" (Yunani kyriotētes, Jmk dari kyriotēs; Kol 1:16), sebagai hierarki makhluk langit "Lordships" dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris dari De Coelesti Hierarchia. Dominion mengatur tugas malaikat rendah. Sangatlah jarang para malaikat menampakkan diri mereka dan dikenali manusia.

Dominion diyakini terlihat seperti manusia yang cantik secara ilahi dengan sepasang sayap berbulu, sangat mirip dengan representasi umum malaikat, tetapi mereka dapat dibedakan dari kelompok lain dengan menggunakan bola cahaya yang diikatkan ke kepala scepters mereka atau di pommel dari pedang mereka. [ rujukan? ]

Malaikat-malaikat ini adalah mereka yang muncul saat terjadi tanda-tanda dan mukjizat di dunia.[10]

Istilah ini muncul untuk dihubungkan dengan atribut "kekuatan", dari dynamis akar Yunani (jmk Dynameis) di Efesus 1:21, yang juga diterjemahkan sebagai "Kebajikan" atau "Kekuatan". Mereka hadir sebagai Paduan Suara surgawi "Kebajikan", di Summa Theologica.

Dari De Coelesti Hierarchia karya Pseudo-Dionysius the Areopagite:

"Nama Kebajikan Suci menandakan kejantanan yang kuat dan tak tergoyahkan mengalir ke semua energi seperti Tuhan mereka; tidak menjadi lemah dan lemah untuk setiap penerimaan Iluminasi ilahi yang diberikan kepadanya; meningkat ke atas dalam penuh kekuatan untuk asimilasi dengan Tuhan; tidak pernah jatuh jauh dari Kehidupan Ilahi melalui kelemahannya sendiri, tetapi naik dengan tak tergoyahkan ke Kebajikan yang superessensial yang merupakan Sumber kebajikan: membentuk dirinya sendiri, sejauh mungkin, dalam kebajikan, dengan sempurna berbalik ke arah Sumber kebajikan, dan mengalir dengan hemat kepada orang-orang di bawahnya, dengan berlimpah mengisi mereka dengan kebajikan. "

"Kekuatan" (lat. Potestas (s), jmk. Potestates), juga diterjemahkan sebagai "Penguasa" (dari bahasa Yunani exousiai, jmk exousia; lihat akar bahasa Yunani di Ef 3:10),[10] bertugas untuk mengawasi pergerakan benda-benda langit untuk memastikan bahwa kosmos tetap teratur.[butuh rujukan]Menjadi malaikat prajurit, mereka juga menentang roh-roh jahat, terutama mereka yang memanfaatkan masalah ini di alam semesta, dan sering mengusir roh-roh jahat ke tempat-tempat penahanan. Malaikat-malaikat ini biasanya diwakili sebagai prajurit yang mengenakan baju besi dan helm penuh, dan juga memiliki senjata defensif dan ofensif seperti masing-masing perisai dan tombak atau rantai.

"Kerajaan" (bahasa Latin: principatus), juga diterjemahkan sebagai "Pemerintah" (dari bahasaYunani archai, jmk archē; lihat akar bahasa Yunani dalam Ef 3:10), adalah para malaikat yang membimbing dan melindungi bangsa-bangsa, atau kelompok-kelompok orang, dan lembaga-lembaga seperti Gereja. Para Kepala Kerajaan memimpin kelompok malaikat dan menugasi mereka untuk memenuhi pelayanan ilahi. Ada beberapa malaikat yang mengelola dan ada beberapa yang membantu.[10]

Para Kerajaan ditampilkan mengenakan mahkota dan membawa tongkat kerajaan. Tugas mereka juga adalah untuk melaksanakan perintah yang diberikan kepada mereka oleh malaikat bola atas dan mewariskan berkah bagi dunia material. Tugas mereka adalah mengawasi kelompok orang. Mereka adalah pendidik dan wali dari dunia bumi. Seperti halnya makhluk yang terkait dengan dunia ide-ide germinal, mereka dikatakan menginspirasi makhluk hidup untuk banyak hal seperti seni atau sains.[11]

Paulus menggunakan istilah pemerintahan dan otoritas dalam Efesus 1:21,[12] dan penguasa dan otoritas dalam Efesus 3:10.[13]

Kata "malaikat agung" berasal dari bahasa Yunani ἀρχάγγελος (Archangelos), yang berarti malaikat kepala, terjemahan dari bahasa Ibrani רב־מלאך (rav-mal'ákh) [14] Ia berasal dari bahasa Yunani archein, yang berarti menjadi yang pertama di peringkat atau kekuasaan; dan angelos yang berarti utusan. Kata ini hanya digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru: 1 Tesalonika 4:16:TB dan Yudas 1:9:TB. Perlu juga dicatat bahwa istilah 'malaikat agung' di dalam muncul dalam bentuk tunggal dan merujuk pada Mikhael.

Dalam kebanyakan tradisi Kristen, Gabriel juga dianggap sebagai malaikat agung, tetapi tidak ada dukungan sastra langsung untuk asumsi ini.

Nama malaikat agung Rafael hanya muncul dalam Kitab Tobit (Tobias). Kitab Tobit dianggap Deuterokanonika oleh Katolik Roma (Ritus Timur dan Barat), Kristen Ortodoks Timur, dan Anglikan. Namun, Kitab Tobit tidak diakui oleh sebagian besar denominasi Protestan, seperti orang Kristen Reformasi atau Baptisan. Rafael berkata kepada Tobias bahwa dia adalah "salah satu dari tujuh orang yang berdiri di hadapan Tuhan", dan secara umum diyakini bahwa Mikhael dan Gabriel adalah dua dari enam malaikat agung lainnya.

Dalam teologi Ortodoks, nama malaikat agung keempat, yaitu Uriel yang namanya secara harfiah berarti "Terang Allah" muncul. Nama Uriel adalah satu-satunya yang tidak disebutkan dalam Alkitab Kristen Barat, tetapi memainkan peran penting dalam sebuah apokrif yang dibaca oleh orang-orang Kristen Anglikan dan Ortodoks Rusia, yaitu dalam Buku Ezra kedua (Buku Esdra keempat dalam Vulgata Latin). Dalam buku itu, ia mengungkap tujuh nubuat kepada nabi Ezra, setelah siapa nama buku itu dinamai. Ia juga berperan dalam Kitab Henokh Apokrifa, yang dianggap kanonik oleh Gereja Ortodoks Ethiopia dan Gereja Ortodoks Eritrea. Gereja Katolik tidak menganggap Uriel sebagai malaikat[15] sama seperti Kitab Henokh juga bukan bagian dari Alkitab Katolik.[16]

Tidak diketahui berapa banyak jumlah malaikat agung, tetapi beberapa tradisi mempercayai bahwa ada tujuh malaikat yang digelari "malaikat agung. Tujuh Malaikat Agung dikatakan sebagai malaikat penjaga bangsa dan negara, dan peduli dengan masalah dan peristiwa di sekitar, termasuk politik, masalah militer, perdagangan dan perdagangan: misalnya Malaikat Agung Mikhael secara tradisional dipandang sebagai pelindung 'Israel' dan ecclesia (Yun. akar kata ekklesia dari bagian-bagian Perjanjian Baru), secara teologis disamakan dengan Gereja, cikal bakal Israel Baru yang spiritual. Kemungkinan interpretasi lain dari ketujuh malaikat adalah bahwa ketujuh ini adalah tujuh roh Allah yang berdiri di hadapan takhta yang dijelaskan dalam Kitab Henokh, dan dalam Kitab Wahyu.[17]

"Malaikat" atau malakhim (Ibr: מַלְאָכִים), yaitu malaikat "biasa" (Yun: Ἄγγελοι, pl. Yun: Ἄγγελος, angelos, yaitu utusan), adalah urutan terendah dari makhluk langit, yang paling dikenal. Mereka adalah orang-orang yang paling peduli dengan urusan manusia. Dalam kategori malaikat, ada banyak jenis yang berbeda, dengan fungsi yang berbeda. Malaikat dikirim sebagai pembawa pesan ke umat manusia. Malaikat pelindung pribadi datang dari kelas ini.

Malaikat pelindung pribadi bukan dari berasal tatanan yang terpisah, melainkan berasal dari tatanan Malaikat. Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa mereka ditugaskan untuk setiap manusia, Kristen atau bukan.[18] Tidak diketahui apakah mereka menjaga banyak manusia selama keberadaan mereka atau hanya satu, tetapi ini merupakan pendapat yang lebih umum.[19]

Menurut Pseudo-Dionysius di dalam De Coelesti Hierarchia (sekitar abad ke-5), sembilan jenis malaikat tersebut dikelompokkan dalam tiga "paduan suara malaikat". "Paduan suara pertama" yang melayani sebagai hamba surgawi dari Allah Anak yang berinkarnasi, terdiri dari Serafim, Kerubim, dan Singgasana. "Paduan suara kedua" yang bekerja sebagai pengelola surgawi dari ciptaan dengan menundukkan materi dan membimbing dan memerintah roh, terdiri dari Kekuasaan, Kebajikan, dan Kekuatan. "Paduan suara ketiga" yang berfungsi sebagai pemandu surgawi, pelindung, dan utusan bagi manusia, terdiri dari Kerajaan, Malaikat Agung, dan Malaikat (biasa).

Selama Abad Pertengahan, banyak skema diusulkan, beberapa menggambar dan memperluas Pseudo-Dionysius, yang lain menyarankan klasifikasi yang sangat berbeda (beberapa penulis membatasi jumlah Paduan Suara hingga tujuh). Beberapa hierarki lain diusulkan, beberapa dalam urutan yang hampir terbalik. Beberapa skema tersebut antara lain:

Di samping ini, daftar luas malaikat dan setan milik semua paduan suara dapat ditemukan dalam The Lemegeton dan The Sixth and Seventh Books of Moses.

SIAPAKAH sosok malaikat pencabut nyawa dalam ajaran Islam? Simak jawabannya secara jelas berikut ini.

Dilansir laman Konsultasi Syariah, Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengungkapkan bahwa sosok malaikat pencabut nyawa menurut ajaran Islam adalah malaikat maut. Hal ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala jelaskan dalam ayat suci Alquran:

قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

"Katakanlah: 'Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan'." (QS As-Sajdah: 11)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan proses kematian hamba yang beriman. Beliau mengatakan:

ثُمَّ يَجِىءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِى إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ

"Kemudian datanglah Malaikat Maut 'alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan, 'Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya'." (HR Ahmad nomor 18543, Abu Dawud: 4753, dishahihkan Syekh Syuaib Al Arnauth)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Lalu yang menjadi pertanyaan, selama ini masyarakat mengenal malaikat pencabut nyawa bernama Izrail, apakah benar?

"Nama yang diberikan oleh Allah dalam Alquran dan yang disebutkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits untuk malaikat pecabut nyawa adalah Malaikat Maut," jelas Ustadz Ammi.

"Sementara nama Izrail, ditegaskan para ulama ahli hadits, tidak didukung oleh dalil baik dari Alquran maupun sunnah," imbuhnya.

Dalam Aqidah Thahawiyah dinyatakan:

ونؤمن بملك الموت الموكل بقبض أرواح العالمين

"Kami beriman dengan Malaikat Maut yang bertugas mencabut seluruh alam."

Dalam catatan kaki Aqidah Thahawiyah, Imam al-Albani menyatakan:

هذا هو اسمه في القرآن، وأما تسميته بـ “عزرائيل” كما هو الشائع بين الناس فلا أصل له، وإنما هو من الإسرائيليات

"Nama ini (Malaikat Maut) itulah nama yang ada dalam Alquran. Sementara nama Izrail, yang terkenal di masyarakat, tidak ada dasarnya. Ini adalah nama yang bersumber dari berita israiliyat. (Takhrij At-Thahawiyah)."

Demikian pula yang disampaikan Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqa Bab al-Maftuh, volume 16:

وأما ملك الموت فأنه لا يصح تسميته بعزرائيل، وإنما يقال فيه مللك الموت كما قال الله عز وجل “قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ المَوْتِ الَّذِي وَكِّلَ بِكُمْ” ولم يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم أن اسمه عزرائيل

"Tentang malaikat kematian, tidak ada dalil yang shahih mengenai nama Izrail. Nama yang benar adalah Malaikat Maut. Sebagaimana yang difirmankan Allah (yang artinya), Katakanlah: 'Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian. Dan tidak terdapat riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa nama malaikat ini adalah Izrail." (Liqa Bab al-Maftuh, VI)

"Sepeti itulah sikap yang diajarkan para ulama. Mereka menggunakan nama seperti yang disebutkan dalam Alquran. Dan menghindari istilah yang tidak didukung oleh dalil," terang Ustadz Ammi Nur Baits.

"Setidaknya kita bisa menjamin bahwa keyakinan kita tentang malaikat pencabut nyawa adalah keyakinan yang sesuai dengan Alquran dan hadits," pungkasnya.

Wallahu a'lam bisshawab.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Protestanisme lahir sebagai hasil dari gerakan Reformasi yang dimulai pada awal abad ke-16. Berikut adalah rangkaian peristiwa penting dalam sejarah lahirnya Protestanisme:

1. Awal Mula (1517): Gerakan Reformasi Protestan secara resmi dimulai pada 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther, seorang biarawan dan profesor teologi di Wittenberg, Jerman, menempelkan 95 Tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg. Tesis ini berisi kritik terhadap praktik penjualan indulgensi dan beberapa ajaran Gereja Katolik Roma.

2. Penyebaran Ide Reformasi (1518-1521): Ide-ide Luther menyebar dengan cepat berkat teknologi percetakan yang baru ditemukan. Pada tahun 1521, Luther dieksomunikasi oleh Paus Leo X dan dinyatakan sebagai orang buangan oleh Kaisar Charles V dalam Diet of Worms.

3. Perkembangan di Swiss (1519-1531): Sementara itu, di Swiss, Ulrich Zwingli memulai gerakan reformasi independen di Zurich. Zwingli menekankan interpretasi literal Alkitab dan menolak banyak tradisi Katolik.

4. Munculnya Calvinisme (1536): John Calvin, seorang reformator Prancis, menerbitkan karyanya yang terkenal, "Institutes of the Christian Religion" pada tahun 1536. Calvin mengembangkan teologi yang sistematis yang menjadi dasar bagi banyak gereja Reformed.

5. Reformasi di Inggris (1534): Di Inggris, Raja Henry VIII memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik Roma dan mendirikan Gereja Anglikan, meskipun motivasinya lebih bersifat politik daripada teologis.

6. Konflik dan Perang Agama (1546-1648): Periode ini ditandai dengan berbagai konflik antara penganut Katolik dan Protestan, termasuk Perang Schmalkaldic (1546-1547) dan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648).

7. Perdamaian Westphalia (1648): Perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun dan secara resmi mengakui keberadaan agama Protestan di samping Katolik di Eropa.

8. Perkembangan Global: Setelah periode ini, Protestanisme terus berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia melalui kegiatan misionaris dan kolonisasi.

Sejarah lahirnya Protestanisme menunjukkan bahwa gerakan ini muncul sebagai respons terhadap praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma yang dianggap menyimpang dari ajaran Alkitab. Para reformator seperti Martin Luther, John Calvin, dan Ulrich Zwingli memainkan peran kunci dalam membentuk teologi dan praktik Protestan yang kita kenal saat ini.

Dalam ajaran Islam, rezeki merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk. Namun, tidak semua bentuk rezeki dianggap baik dan benar, terutama jika diperoleh dari cara-cara yang tidak halal.Menurut ajaran Islam, memakan rezeki yang tidak halal membawa dampak negatif, baik di dunia maupun akhirat.

Dalam Islam menyatakan bahwa rezeki yang didapat dari cara yang tidak halal, seperti korupsi, pencurian, dan penipuan, dapat menghilangkan keberkahan.Keberkahan, tidak hanya terletak pada jumlah, tetapi juga pada bagaimana harta tersebut mendatangkan ketenangan dan kesejahteraan dalam kehidupan. Rezeki yang diperoleh dengan cara yang salah akan berdampak buruk, baik secara spiritual maupun fisik.

Selain hilangnya keberkahan, makan rezeki tidak halal juga diyakini dapat merusak hubungan seorang hamba dengan Allah SWT. Doa orang yang makan dari hasil yang tidak halal dikhawatirkan tidak akan dikabulkan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan,

“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman apa yang Dia perintahkan kepada para rasul-Nya. Maka Allah berfirman: (Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh) (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah juga berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepada kalian) (QS. Al-Baqarah: 172).”

Tak hanya dampak spiritual, dampak sosial dari makan rezeki tidak halal juga tidak dapat diabaikan. Masyarakat yang terbiasa dengan praktik-praktik seperti ini berpotensi membentuk budaya yang rusak, di mana nilai-nilai kejujuran dan keadilan diabaikan. Akibatnya, ketidakadilan dan kemiskinan bisa semakin meluas.

Kendati demikian, berikut ini merupakan dampak negatif yang timbul apabila seseorang memperoleh atau mengonsumsi uang dari sumber yang tidak halal, yaitu:Dampak negatif memakan harta haram

1. Tidak mendapat keberkahan

Tidak ada keberkahan dalam agama bagi mereka yang mendapatkan harta dari jalan yang haram. Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapa pun yang memperoleh kekayaannya dengan cara yang tidak benar, hatinya akan menjadi keras dan buta dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.

Rosulullah SAW bersabda: “Wahai ali orang mukmin akan selalu bertambah (kuat) agamanya selama ia tidak memakan yang haram. Dan barangsiapa meninggalkan (menjauhi) ulama, maka hatinya akan mati, dan buta dalam melaksanakan taat kepada Allah. ”

2. Membuat Allah SWT murka

Harta yang diperoleh dari sumber haram dapat mendatangkan murka Allah SWT. Rasulullah SAW pernah memperingatkan hal ini kepada keponakannya, Ali bin Abi Thalib.

Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Ali, jika Allah marah kepada seseorang maka Allah akan memberinya rezeki yang haram. Dan ketika Allah semakin marah kepada seseorang hamba maka Allah akan mewakilkan (memberi kuasa) kepada setan untuk menambah rezekinya dan menemaninya, menyibukannya dengan dunia serta melupakan agama. Memudahkan urusan dunianya dan setan berkata (menggoda dengan kalimat): Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

3. Tidak terkabul nya doa

Harta yang tidak halal atau yang dapat dari hal yang hatam, dapat menjadi penghambat terkabulnya doa. Salah satu penyebab doa tidak diijabah adalah karena seseorang pernah mengonsumsi makanan, minuman, atau menggunakan sesuatu yang berasal dari harta haram.

Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)

4. Harta yang haram dapat menjadi penyebab kebangkrutan di hari kiamat

Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, "Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat pun menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkrut adalah mereka yang tidak lagi memiliki uang atau barang."

Rasulullah kemudian menjelaskan lebih lanjut dengan bersabda: Sesungguhnya orang yang benar-benar pailit dari umatku ialah orang yang kelak pada hari kiamat datang dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat. Akan tetapi ia datang dalam keadaan telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta ini, menumpahkan darah ini. Sehingga ini diberi tebusan dari pahala amal baiknya, dan inipun diberi tebusan dari pahala amal baiknya. Selanjutnya bila pahala kebaikannya telah sirna padahal tanggungan dosanya belum lunas tertebus, maka diambilkan dari dosa kejelekan mereka, lalu dicampakkan kepadanya, dan akhirnya ia diceburkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

5. Tubuh dari harta haram terancam api Neraka

Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap daging tubuh yang tumbuh dari sesuatu yang haram, baik dari makanan maupun harta yang diperoleh dengan cara tidak halal, akan menjadi penyebab seseorang tersentuh api neraka. Ini menunjukkan bahwa makanan dan harta yang dikonsumsi secara tidak sah tidak hanya merusak kehidupan di dunia, tetapi juga membawa dampak buruk di akhirat.

Rosulullah SAW bersabda: “Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi, no. 614. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Selain itu, dari sisi psikologi, mengonsumsi rezeki yang tidak halal dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaktenangan. Orang yang memperoleh rezeki dari cara yang tidak sah sering merasa takut terbongkar dan dibayangi rasa bersalah, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya mencari rezeki yang halal dan thayyib (baik). Mencari rezeki yang halal merupakan salah satu bentuk ibadah, dan dengan rezeki yang halal, seorang muslim dapat mencapai kehidupan yang penuh berkah, tenang, dan bahagia.

Wallahu a'lam bi sawab

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra HarahapEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024

Malaikat Pencabut Nyawa di Kristen

Kitab Ibrani 1:14 dengan lugas menjelaskan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani. Mereka diciptakan untuk melayani Allah yang Maha Kuasa.

Kediaman mereka adalah di Surga, tempat Allah bertahta. Selain bertugas untuk melayani Allah, kitab Mazmur 148:2 menulis bahwa malaikat diciptakan untuk memuji Allah. Demikian tertulis, “Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!”

Alkitab menceritakan adanya malaikat-malaikat berjulukan Serafim yang mengelilingi tahta Allah dan mereka terus menerus tiada henti-henti memuji Allah.

Nabi Yesaya menceritakan penglihatannya demikian, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.”

Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).

Mengutip dari Media.nelti.com, dalam Kristen Katolik, mengenal 7 malaikat Agung yang memiliki nama dan tugas-tugasnya masing-masing. Namun tidak disebutkan dalam alkitab, tentang tugas malaikat pencabut nyawa. Dalam Alkitab malaikat agung yang sering disebut yaitu Mikhael, Gabriel, Rafael, sedangkan keempat malaikat agung lainnya adalah Uriel, Barachiel, Sealtiel dan Yehudi.

Meskipun tak disebut secara khusus tentang malaikat pencabut nyawa, tetapi menurut Alkitab, ketika manusia meninggal, jiwa dan roh orang-orang yang ada di dalam Yesus, roh mereka akan pergi ke surga (1 Kor 5:5) dan surga yang dimaksudkan adalah Firdaus.

Sedangkan jiwa-jiwa yang menolak Yesus akan masuk ke siksaan api neraka sementara bersama-sama dengan orang-orang dari zaman Nuh yang juga menolak Kristus (1 Petrus 3:20).

Sesudah itu mereka akan dihukum untuk selama-lamanya di lautan api kekal (Wahyu 20:15). Roh dan jiwa mereka dibawa oleh malaikat ke satu tempat yang dalam.

Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa roh orang mati tidak bisa berjalan sesukanya, tetapi mereka tetap dikawal. Jadi arwah orang mati bersikap pasif tidak tidak mempunyai pilihan lain, ia harus menuruti malaikat yang membawanya.

Dalam Kamus Teologi dapat mengartikan Kematian sebagai akhir kehidupan jasmani yang terjadi secara otomatis, menurut waktu yang ditetapkan oleh Tuhan, dan tidak ada satu pun manusia yang mampu menolak kematian.

Dengan kematian sejarah hidup manusia dihadapan Allah mencapai bentuk yang lengkap dan tak dapat diubah. Kitab suci memandang kematian sebagai hal yang alami, (Mzm 49 11-12; ayat 40:6-7) dan sebagai akibat dosa (Kej.3:19; Rm 5:12). Kematian adalah musuh terakhir yang harus dikalahkan (1Kor 15:26)